Perry menjelaskan, Indonesia perlu manfaatkan beberapa kesempatan dari perekonomian global terutamanya berkaitan dengan pendayagunaan digitalisasi. Karena itu yang akan menggerakkan produktivitas serta daya saing perekonomian nasional termasuk juga dalam menangani wabah Covid-19.
Angka ini masih di bawah 52,04 % di kuartal III tahun kemarin. “Walau masih di bawah 52,04 % di triwulan III 2019,” tambahnya.
Pembaruan berlangsung di semua elemen pembentuk PMI-BI, Index paling tinggi di volume pesanan barang input. Ini searah dengan penerapan Penyesuaian Rutinitas Baru (AKB) yang menggerakkan keinginan serta keringanan distribusi.
Dengan bagianal, semua subsektor menulis pembaruan di kuartal III 2020. Index PMI-BI paling tinggi di subsektor Semen serta Barang Galian Non Logam. lalu diiringi subsektor Industri Makanan, Minuman, serta Tembakau.
Di kuartal IV 2020, performa bagian Industri Pemrosesan diprakirakan makin lebih baik meskipun masih juga dalam babak kontraksi. PMI-BI di kuartal IV 2020 diprakirakan sejumlah 47,16 %. Bertambah dari 44,91 % di triwulan III 2020.
Menurutnya, sejauh ini sertifikasi halal jadi beban untuk UMKM, sebab dipandang susah serta mahal dalam soal pengurusan. Hal itu berefek di bagian usaha mikro jarang-jarang mempunyai sertifikasi halal.
Tetapi, tuturnya, merek halal ini penting untuk memberikan nilai lebih serta daya saing UMKM. Spesial untuk UMKM di bidang kesehatan serta keamanan, katanya, kecuali sertifikat halal, dibutuhkan Standard Nasional Indonesia (SNI).
Dia memberikan contoh, 60 % aktor UMKM yang bergerak di bidang minuman dan makanan alami kenaikan pemasaran ditengah-tengah wabah. Sebab menurutnya, banyak keinginan dengan daring ke beberapa rumah.
“Bagian yang digali khususnya produk minuman dan makanan, sebab 60 % aktor UMKM di usaha minuman dan makanan. Banyak aktor usaha lakukan pengembangan produk, misalnya makanan beku yang dikirim dengan daring ke beberapa rumah.
Orang saat ini bertambah terlatih berbelanja online, hingga menolong menggerakkan penyesuaian produk,” ujarnya.
Bank Indonesia barusan meluncurkan 11 uang baru. Lalu, bagaimana nasib uang lama?