Hengki memandang joki dalam artian di atas sebetulnya tidak mempunyai bagian kriminalitas. Karena, joki itu cuman tawarkan layanan untuk daftarkan diri untuk turut program Kartu Prakerja.
“Misalnya Anda ingin daftar ke Kartu Prakerja, Anda bingung, tidak pahami, saya menawarkan layanan. Jadi saya bantuin mendaftar Kartu Prakerja. Bila sukses daftar, kasih uang saya Rp 50.000,” papar Hengki.
Joki ini juga kelak kembali lagi menolong peserta program Kartu Prakerja waktu proses pencairan stimulan. Karena, kata Hengki prosedurnya bertambah susah untuk mereka yang tidak pahami secara baik tehnologi.
“Lalu kelak saya membantu lagi untuk prses pencairan stimulan, sebab yang namanya proses pencairan stimulan itu bertambah repot,” katanya.
Untuk pencairan dana contohnya peserta harus membuat rekening bank atau mendaftar ke dompet digital. Lalu bila dompet digital belum QYC, karena itu peserta harus lakukan tingkatan QYC.
“QYC itu bertambah complicated lagi sebab harus unggah KTP, swafoto, dan sebagainya. Nah berikut service yang dijajakan Joki,” katanya.
Service ini lah yang dijajakan Joki yaitu jual layanan. Ini dipacu dari literasi warga yang rendah atau mereka yang malas untuk melakukan. Di sini lain, menyaksikan dari barisan kelompok menengah sebagai target, ia memprediksi proses itu dipandang mempersulit.
Manajemen Eksekutor Program Kartu Prakerja (MPPKP) belum juga dapat pastikan apa akan buka registrasi kartu prakerja gelombang 11.
Walau demikian, Direktur Operasi Kartu Prakerja Hengki Sichombing menjelaskan masihlah ada peluang untuk dibukanya gelomban 11 kartu prakerja. Ini mengacu di data penerima kartu prakerja yang sudah ditarik kepesertaannya.
Untuk info, sudah ada 310.212 penerima kartu prakerja yang ditarik kepesertaannya. Jumlah ini berawal dari gelombang 1 sampai 7.