Kepala Tubuh Kebijaksanaan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Nathan Kacaribu buka-bukan tentang situasi perlambatan ekonomi yang berlangsung karena epidemi Covid-19. Perlambatan ekonomi, menurut dia terjadi pada kuartal I-2020, di mana waktu itu perkembangan ekonomi RI cuman tumbuh 2,97 %.
Walau sebenarnya, perkembangan ekonomi dalam lima tahun paling akhir ada di rata-rata rerata 5 % tiap tahunnya. Tetapi karena epidemi Covid-19, semua ekonomi dunia termasuk juga Indonesia alami kontraksi cukup dalam.
Sudah diketahui, pemerintah batasi atau memproyeksikan ekonomi pada tahun ini ada dikisaran minus 1,7 % s/d minus 0,6 %. Prediksi itu hampir sama dengan yang diramalkan oleh lembaga-lembaga keuangan dunia.
“Serta harus kita kerjakan agar pangkal kita untuk tumbuh di 2021 itu cukup. Janganlah sampai kita begitu jauh terkoreksinya di 2020 hingga 2021 kita tidak dapat sembuh bertambah cepat,” pungkas ia.
Kepala Tubuh Kebijaksanaan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Nathan Kacaribu, meramalkan perkembangan ekonomi Indonesia selama 2020 minus 1,1 %. Sesaat untuk skrip paling baik, ekonomi nasional cuman tumbuh sebesar 0,2 %.
“Perkiraan kita untuk akhir tahun 2020 ekonomi -1,1 % sampai 0,2 %. Semula jadi -1,7 % sampai -0,6 %,” tutur ia dalam acara Dialogue Kita, Jumat (2/10).
Menurut Febrio, perkiraan atas perkembangan ekonomi nasional tahun ini dikuasai oleh jebloknya perkembangan ekonomi semenjak kuartal I 2020. Selanjutnya, di kuartal II terkontraksi cukup dalam sebesar 5,32 %.
“Sebab kita pergi dari lowbase di 2020, satu, jadi tentu ada efeknya ke perkembangan kita,” jelas Bos BKF itu.
“Jadi, memang pemerintah masih meneruskan kebijaksanaan countercyclical pada 2021. Masih akan dilaksanakan berbelanja pemerintah,” sambungnya.